Mentari baru saja menyentuh kulit bumi ketika langkah kaki ku menginjak jalanan beraspal. Sinarnya menerpa lembut wajah kota tempatku berjuang mencari nafkah. Udara pagi yang dingin bercampur dengan asap yang keluar dari knalpot kendaraan yang melaju pelan diantara kemacetan membuatku harus menutup hidung.