Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 Desember 2021

Selasa, Desember 21, 2021

TEKNIK LOMPAT JANGKIT

 

teknik lompat jangkit

1. Teknik Awalan (Approach)

Sebelum melakukan ancang-ancang, atlet memulai persiapan dengan cara start berdiri. Usahakan untuk selalu rileks, belajar mengatur nafas dengan baik, dan fokus pada papan tolakan.

Selasa, 23 Juni 2015

Selasa, Juni 23, 2015

UKK, Jawaban Ujian Harus Sama Persis dengan Kunci Jawaban!

Jika sudah masuk waktunya ujian, biasanya para orangtua, khususnya kaum ibu akan ikut ujian pula. Apalagi bagi orangtua yang anaknya masih duduk di bangku sekolah dasar, ibunya pun mau tak mau harus ikut belajar dengan anaknya.

Begitu juga dengan saya, ketika anak saya yang duduk di kelas 2 sebuah SDN di bilangan Jakarta Selatan akan belajar, saya pun ikut belajar lagi. Dan biasanya di akhir pelajaran, saya akan mengajukan berbagai pertanyaan pada anak saya. Dan kegiatan ini rutin saya lakukan setiap anak saya akan ujian.

Seusai ujian, bukannya anak-anak yang deg-degan dengan hasil ujian, namun lebih ke orangtuanya. Kalau saya sendiri mungkin lebih kepada apakah anak saya mampu mengingat pelajaran yang saya ajarkan padanya waktu itu atau tidak.

Maka tak ayal lagi, ketika kertas hasil ulangan dibagikan, saya pun akan mengkroscek semua jawaban anak saya. Jika ada yang menurut saya benar namun di salahkan oleh gurunya, maka saya pun akan menanyakan pada gurunya, kenapa?

Sehabis UKK (Ujian Kenaikan Kelas) kemarin, seperti biasa saya pun memeriksa hasil ujian anak saya. Sebenarnya nilai anak saya termasuk bagus, menurut saya. Namun bagi saya bukan masalah bagus atau tidaknya, namun lebih kepada kenapa jawaban yang benar di salahkan oleh gurunya. Saya seperti biasa, selalu berpikir positif, mungkin gurunya lelah. Sehingga agak teledor ketika memeriksa jawaban murid-muridnya.

Namun bagaimanapun saya tetap ingin menanyakan pada gurunya. Contoh soal essay yang saya tanyakan adalah sebagai berikut :

Sebutkan 3 contoh bangun datar yang kamu ketahui!

Dan anak saya menjawab :
Trapesium, Lingkaran dan Segitiga

Jawaban anak saya yang trapesium dan lingkaran disalahkan oleh gurunya, yang benar cuma segitiga.

Dan saya pun bingung, kenapa salah? Bukankah trapesium dan lingkaran termasuk dalam bangun datar. Tanpa harus memeriksa kebenarannya dalam buku cetak pelajarannya pun saya sudah yakin. Waktu saya masih SD, trapesium, jajaran genjang, lingkaran, segitiga, persegi panjang bujur sangkar, itu semua masuk dalam bangun datar.

Dan tahukah kamu, apa jawaban dari gurunya ketika saya menanyakannya? Karena jawabannya tidak sesuai dengan lembaran kunci jawaban yang sudah ada. Apaa??!

Ibu gurunya mengatakan bahwa untuk UKK, yang membuat soal ujian bukan hanya dari sekolah ini, namun bersama-sama dengan sekolah lainnya. Sekolah ini hanya ikut membuat soal ujian untuk mata pelajaran IPA, sedangkan untuk mata pelajaran lainnya yang mengerjakan adalah sekolah lain. Setiap soal ujian tersebut sudah ada kunci jawaban yang diberikan dari sekolah yang membuat soalnya.

Dan jawaban anak saya tidak sesuai dengan kunci jawaban yang diterimanya dari sekolah yang telah membuat soal Matematika tersebut! Karena jawaban yang tertera pada lembaran kunci adalah Jajaran Genjang, Persegi Panjang dan Segitiga!

Ampuun deh! Saya sempat bersitegang dengan gurunya. Namun sang guru kukuh dengan jawabannya, bahwa dia tidak bisa membetulkan jawaban anak saya, karena itu berarti dia melanggar prosedur dan ketentuan.

Namanya soal essay, ada banyak kemungkinan jawaban benar yang mungkin bisa diisi oleh murid-murid. Namun hanya karena tidak sesuai dengan lembar jawaban kunci, maka guru pun berhak menyalahkan jawaban benar tersebut. Saya tidak tahu lagi harus bicara apa. Berdebat dengan guru yang cara berpikirnya seperti ini, tidak ada gunanya bagi saya. Apalagi di bulan puasa, sepertinya menghabiskan energi saya saja.

Menurut saya untuk soal essay, mungin kunci jawaban mestinya memuat seluruh kemungkinan jawaban yang benar, yang mungkin akan di jawab oleh anak-anak, sehingga guru-guru yang berpikiran sama seperti guru anak saya, bisa memilih dan memilah jawaban yang diisi oleh anak didiknya.  Dalam hati saya masih bersyukur, untunglah tidak banyak jawaban anak saya yang disalahkan gara-gara kunci jawaban konyol ini. Namun bagaimana dengan nasib anak-anak lain, yang nilainya terjebak gara-gara kunci jawabn ini?