1. Teknik Awalan (Approach)
Sebelum melakukan ancang-ancang, atlet memulai persiapan dengan cara start berdiri. Usahakan untuk selalu rileks, belajar mengatur nafas dengan baik, dan fokus pada papan tolakan.
Mengambil
ancang-ancang sekitar 10-20 langkah yang disesuaikan dengan keinginan
masing-masing. Langkah tersebut setara dengan jarak 45 meter menuju papan
tolakan pertama, yaitu Hop. Tujuan awalan lompat jangkit adalah agar
mendapatkan kecepatan ketika melompat.
Setelah
siap, lakukanlah gerakan lari dengan kecepatan sedang dahulu. Setelah itu,
usahakan kecepatan lari semakin cepat agar mendapatkan momentum lompatan yang
bagus ketika akan melakukan tolakan.
Ketentuan umum dalam melakukan awalan ini sebenarnya dapat dimulai dengan berlari menggunakan langkah kaki yang jauh. Tujuannya untuk mempersiapkan kaki melakukan tiga kali lompatan dengan jarak sejauh mungkin pada masing-masing lompatan.
2. Teknik Tolakan
a.
Gerakan Jingkat (Hop)
Atlet
harus tahu bahwa kaki penolak dalam gerakan ini perlu secara aktif mendarat dan
bersiap untuk gerakan menendang. Saat berjingkat atau berjinjit, pastikan agar
atlet melakukannya secara datar namun memanjang sebelum melakukan tolakan ke
atas bagian depan.
Lompatan
pertama (Hop) dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat untuk melakukan
tolakan. Selain itu, jika menggunakan kaki terkuat sebelah kanan, maka
mendaratnya dengan kaki kanan lagi. Bentuk gerakan inilah yang dinamakan dengan
berjingkat (Hop). Hal itu juga dimaksudkan agar menghasilkan jarak lompat yang
jauh.
b.
Gerakan Langkah (Step)
Atlet
harus bertindak cepat dalam tahap ini di mana paha atau kaki bisa diayunkan
secara bebas namun tetap secara horisontal. Setelahnya atlet harus bersiap
melompat sesaat setelah dari mempertahankan posisi bertolak.
Tolakan kedua pada tahap step ini dapat dilakukan dengan menggunakan kaki yang sama pada tolakan pertama, yakni kaki terkuat. Sederhananya pada saat melayang segera kaki satunya (kiri misalnya) diayunkan dari belakang kedepan atas. Lakukan hal itu bersamaan dengan kaki kanan ditolakkan keatas ke depan.
c.
Gerakan Lompat (Jump)
Atlet
harus menggerakkan paha kaki secara horisontal dan ayunan pun seharusnya bisa
dilakukan secepat mungkin. Supaya bisa melompat dengan benar, jauh dan
maksimal, penting untuk mengangkat lengan dengan mengarahkannya ke atas depan.
Pada
tahapan lompat (jump), kaki terkuat tetap digunakan untuk melakukan tolakan.
Singkatnya, begitu kaki mendarat, usahakan kaki langsung melakukan tolakan ke
arah depan dengan membungkukkan badan agar condong ke depan. Ini agar tubuh
tidak terlalu banyak bergesekan dengan udara yang akan mengurangi jarak
lompatan, dan tubuh siap untuk mendarat tanpa resiko jatuh kebelakang.
3. Teknik Saat Melayang
Dari
setelah gerakan tolakan, perlu dipahami gerakan yang benar sewaktu berada di
udara. Pada gerakan melayang ini pun sebetulnya tak jauh berbeda dari apa yang
dipelajari pada teknik lompat jauh. Ada 2 gaya gerakan yang bisa coba
dipraktikkan, yakni gaya seperti sedang berjalan di udara atau gaya menggantung
biasa.
a. Gaya Berjalan. Jika memilih gerakan melayang di udara
dengan gaya berjalan, maka yang perlu diperhatikan adalah kita harus
membusungkan sedikit bagian dada di tolakan posisi awal. Lanjutkanlah dengan
kedua tangan bisa berayun ke arah belakang di mana gerakannya persis seperti
sewaktu kita tengah berlari. Setelah tangan, kaki pun juga kita turut ayunkan
ke arah depan persis seperti gerakan sedang berjalan.
b. Gaya Menggantung. Jika memilih gerakan melayang di udara
dengan gaya menggantung, maka yang perlu diperhatikan adalah kedua tangan kita
haruslah lebih dulu diposisikan pada sisi telinga bagian dalam (pastikan
posisinya ke atas lurus). Barulah kemudian kedua kaki menyusul dengan posisi
merapat dan mengayun dari arah belakang menuju depan. Untuk awal tolakan,
busungkan dada sedikit dan gerakkan ke belakang sementara kita bisa mengayunkan
badan dan lutut ke depan sekuat tenaga.
4. Teknik Mendarat
Supaya
menghindari cedera, maka pendaratan pada lompat jangkit perlu dilakukan dengan
kedua kaki meski sebenarnya pendaratan dengan satu kaki pun sangat boleh. Hanya
saja, teknik mendarat hanya dengan satu kaki justru memperbesar risiko atlet
mengalami cedera yang parah.
Luruskan lutut kaki ke depan. Tekuklah sedikit bagian lengan. Posisikan lutut dan tubuh serileks mungkin sewaktu pendaratan. Posisikan kaki di depan sewaktu kedua kaki sudah hampir sampai di tempat mendarat. Jadikan tumit kaki keduanya sebagai tumpuan awal ketika mendarat. Posisikan kedua tangan ke depan ketika tumit kaki dua-duanya sudah mendarat. Bungkukkan badan sedikit supaya pendaratan tereksekusi secara baik. Pastikan untuk selalu menjaga tubuh tetap seimbang dalam sikap pendaratan karena bila tidak, tubuh akan lebih gampang jatuh ke belakang.
Yang Perlu Diperhatikan!
- Atlet ataupun pelompat pada
lompat jangkit tidak diperbolehkan melakukan tolakan pertama dengan melebihi
batas papan tolakan, namun masih diperbolehkan melakukan tolakan sebelum
menginjak papan tolakan.
-
Saat tolakan kedua harus
menggunakan kaki yang sama dengan tolakan pertama.
-
Tolakan ketiga diharuskan
menggunakan kaki yang berbeda dengan tolakan pertama dan kedua.
- Setelah tolakan ketiga, pada saat
melayang, atlet lompat jangkit tidak diperbolehkan melakukan gerakan salto.
-
Atlet tidak diperbolehkan
mendarat di luar area pendaratan. Menyentuh tepi bak pasir juga akan dianggap
diskualifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar