Selasa, 27 Januari 2015

Nada untuk Asa| Untuk Perempuan yang Berani Hidup

Nada sangat berduka atas kematian Bobby, suaminya tercinta. Dokter keluarga mereka mengatakan bahwa suaminya meninggal karena kanker paru-paru yang diidapnya. Namun pernyataan dari salah seorang dokter lain membuatnya terkejut sekaligus tidak percaya, suaminya di vonis menderita HIV. Terkejut karena pernyataan dokter yang menurutnya tidak masuk akal. Tidak percaya karena ia mengenal suaminya sebagai seorang pria baik-baik.


Namun akhirnya perkataan dokter tersebut ia terima dengan hati remuk, karena sebelum meninggal suaminya sendiri yang membuat pengakuan tersebut kepada si dokter. Mereka memang pernah berpisah selama 1 tahun karena suaminya harus melanjutkan kuliah di daerah lain.

Ternyata penderitaannya tidak cukup sampai di situ. Ia serta anak bungsunya, Asa ternyata tertular HIV dari Bobby. Kepergian suaminya, harus membesarkan buah cinta mereka Adit, Yoyok dan Asa, pernyataan dokter yang mengejutkannya, perselingkuhan suaminya, kenyataan bahwa ia dan Asa tertular HIV. Semua rentetan peristiwa ini sangat membuat Nada menderita. Ia tidak menerima kenyataan yang menderanya. Ia menyalahkan Bobby atas semua yang terjadi pada dirinya. Ia menyalahkan Wanda, teman perempuan selingkuhan suaminya yang telah menularkan HIV kepada suaminya. Ia sibuk menyalahkan semua orang dan kasihan pada dirinya sendiri.

Penderitaannya semakin bertambah ketika keluarganya mengetahui bahwa ia tertular HIV dan menjauhinya. Ia yang biasanya merupakan anak kebanggaan ayahnya, kemudian dikucilkan. Untunglah keluarga dari pihak suaminya selalu memberi dukungan dan dorongan pada Nada. Nada yang selalu merasa menderita di'pecut' oleh bapak mertuanya untuk bisa bangkit dari keterpurukannya dan berjuang untuk hidup.

Kalau kamu sayang pada anak-anakmu dan ingin menolong mereka, kamu harus bisa menolong dirimu terlebih dahulu, kata bapak mertua Nada. "Menikah itu berarti menerima pasangan kita di saat suka maupun duka, saat kaya maupun miskin dan di saat sehat maupun sakit," katanya.

Ini menyadarkan Nada untuk segera bangkit dari kesedihannya. Ia pergi berobat dan berjuang untuk hidupnya begitupun anaknya. Nada berhasil membesarkan Asa menjadi anak yang baik, ceria, penuh semangat, selalu berpikir positif dan terus berjuang untuk hidup. Mereka berdua hidup di tengah stigma yang datang dari masyarakat, yang menganggap bahwa mereka yang positif adalah sesuatu yang kotor, berbahaya dan harus dijauhi. Namun mereka tidak memperdulikan hal itu.

"Banyak orang yang kagum pada perempuan yang berani mati. Tapi saya lebih kagum pada wanita positif yang berani berjuang untuk hidup," kata Asa.

Sikap Asa yang ceria, semangat dan selalu berjuang untuk hidup, telah menarik perhatian Wisnu, pria yang bekerja sebagai pendamping orang-orang yang positif HIV di sebuah rumah sakit. Ia jatuh cinta pada semangat yang dimiliki Asa. Dan ia memutuskan untuk hidup selamanya bersama Asa, dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit.

***

Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Ita Sembiring yang merupakan kisah nyata dari dua orang wanita yang positif. Film Nada untuk Asa adalah film yang menceritakan perjuangan dua orang wanita yang positif mengidap HIV namun tetap semangat berjuang untuk hidup, walaupun banyak perlakuan dan sikap dari masyarakat di sekelilingnya bahkan keluarga mereka sendiri yang menganggap mereka adalah orang-orang yang harus dijauhi dan dikucilkan.

Alur filmnya sangat menarik dimana kisah antara Nada dan Asa ditampilkan secara berdampingan. Untuk isi ceritanya sendiri tidak melulu berisikan kisah-kisah sedih namun dibalur juga dengan sedikit kejenakaan.

Film karya Charles Gozali ini diperankan secara apik oleh aktris-aktris handal seperti Marsha Timothy (Nada), Acha Septriasa (Asa), Darius Sinathrya (Wisnu), Mathias Muchus (Bapak Nada), Wulan Guritno (Wanda), Nadila Ernesta (Adik Ipar Nada), Inong Nidya Ayu (Kakak Nada), Butet Kartaredjasa (Bapak Mertua Nada), Tri Yudiman (Ibu Mertua Nada), Donny Damara (Dokter), Bayu Oktara serta Pongki Barata yang sekaligus memberikan sentuhan lagu karyanya yang berjudul 'Aku Milikmu Malam Ini' pada film ini.

Pada pemutaran Gala Premiere 'Nada untuk Asa' ini hadir tamu undangan Ibu Sukmawati Soekarno Putri, Ibu Shinta Nuriah, Istri dari Jenderal Moeldoko, dan beberapa artis seperti Jajang C Noor dan Donna Agnesia. Film Karya Charles Gozali ini dipersembahkan untuk Perempuan Positif yang Berani Hidup dan akan segera tayang mulai tanggal 5 Februari 2015 di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar