Sabtu, 13 Juni 2015

Mengamati Ransel


Mengamati ransel! Kalimat yang sederhana memang. Namun itulah yang telah ku lakukan selama perjalanan pagi menuju kantor. Bosan dengan gadget, aku mulai mengalihkan pandangan ke jalanan yang selalu macet di tiap jam pergi dan pulang kantor.


Perjalanan yang mustinya bisa ku tempuh dalam waktu setengah jam, maka di saat macet begini aku harus merelakan waktu saya terbuang hingga 1 jam lebih. Awalnya aku hanya mengamati kendaraan-kendaraan yang lewat atau berada di depan kendaraanku. Namun kemudian perhatianku mulai teralihkan pada sebuah tas ransel unik yang disandang oleh salah satu pengendara motor. Tas kain berwarna hitam itu nampak bersender kokoh di punggung si pengendara. Padahal ransel itu ukurannya lumayan besar dan kelihatan tidak nyaman untuk disandang.

Bentuk ransel yang kubus membuatku menebak-nebak bahwa ransel ini berisikan barang dagangannya. Mungkin rokok? Atau makanan? Ah, entahlah! Yang pasti bukan dipakainya buat kuliah! gumamku sedikit dongkol karena penasaran.

Ransel unik itu pun lepas dari pandanganku, dia tertinggal jauh di belakangku. Mungkin ransel besar di punggungnya membuatnya kerepotan untuk bisa menyalip diantara kendaraan-kendaraan lainnya. Mata ku pun mulai asyik mengamati ransel-ransel lain yang berseliweran di sekelilingku.

Untuk para lelaki, ku lihat ransel yang mereka sandang kebanyakan berwarna hitam atau gelap. Sementara untuk wanita kebanyakan lebih berwarna, bercorak dengan bermacam-macam model dan bentuknya. Dan entah kenapa, untuk ransel para lelaki kebanyakan memilih salah satu merk yang lumayan terkenal.

Lepas dari ransel yang mereka sandang, saya pun ingin menebak-nebak pekerjaan masing-masing dari mereka. Mulai dari ransel saya pun mengamati penampilan si penyandangnya. Ransel bagus dan berpenampilan rapi, saya tebak dia adalah pekerja kantoran. Lalu pengendara sebelahnya, ransel sederhana dan berpenampilan lebih santai. Mata saya pun menangkap sepatu yang dikenakannya, boots yang biasa digunakan para pekerja bangunan!

Nah, ransel yang satu ini terlihat lebih tinggi dari yang biasa dipakai kebanyakan orang. Lebih tinggi dan isinya padat. Tas kerel, biasa digunakan oleh para pendaki. Lalu, mata ku pun langsung tertumbuk pada salah satu motor yang pada boncengannya bertengger sebuah kotak besar yang dilapisi triplek berwarna putih. Kotak itu terlihat lumayan kokoh bertengger di bagian boncengannya, namun si pengendara, entah karena merasa tidak yakin, membuatkan kotak tersebut sebuah tali seperti sebuah ransel dan menyandangkannya pada kedua bahunya.

Bersambung ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar