Postingan

Menampilkan postingan dengan label Edukasi

Sayang Anak, Haruskah Kabulkan Semua Keinginannya?

Orang tua mana sih yang tidak ingin anaknya senang. Melihat anaknya tertawa gembira, pasti akan membuat orang tua merasa bahagia. Segalanya akan diberikan oleh orang tua asalkan itu bisa membuat anaknya senang. Anak ingin makan makanan siap saji, hayo...yang penting anak makan dan senang. Anak ingin gadget buat main game, langsung dibelikan, yang penting anak senang ortu tenang. Dan masih banyak lagi contoh lainnya. Jika ditanya kenapa, si ortu menjawab, "Saya kerja nyari uang kan buat anak, membahagiakan anak. Selagi ada uang kenapa nggak!"

Mengenalkan Anak Puasa Sejak Usia Dini

Puasa merupakan salah satu ibadah yang wajib ditunaikan oleh seluruh umat muslim, setiap bulan Ramadhan. Puasa dalam artian umum adalah menahan diri dari segala hal yang masuk ke dalam mulut, baik makanan dan minuman, maupun dari perbuatan dan bicara yang tidak benar. Sedangkan pengertian puasa menurut syariah Islam adalah menahan dari apapun yang membatalkan puasa (perbuatan dua anggota badan, yaitu perut dan kelamin), disertai dengan niat untuk berpuasa, mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Nah, bagi yang sudah memiliki anak, mungkin akan berpikir, sejak kapan sih anak mustinya dikenalkan dengan puasa? Masing-masing orangtua biasanya mempunyai target usia yang berbeda-beda dalam mengenalkan puasa pada anaknya.

UKK, Jawaban Ujian Harus Sama Persis dengan Kunci Jawaban!

Jika sudah masuk waktunya ujian, biasanya para orangtua, khususnya kaum ibu akan ikut ujian pula. Apalagi bagi orangtua yang anaknya masih duduk di bangku sekolah dasar, ibunya pun mau tak mau harus ikut belajar dengan anaknya. Begitu juga dengan saya, ketika anak saya yang duduk di kelas 2 sebuah SDN di bilangan Jakarta Selatan akan belajar, saya pun ikut belajar lagi. Dan biasanya di akhir pelajaran, saya akan mengajukan berbagai pertanyaan pada anak saya. Dan kegiatan ini rutin saya lakukan setiap anak saya akan ujian. Seusai ujian, bukannya anak-anak yang deg-degan dengan hasil ujian, namun lebih ke orangtuanya. Kalau saya sendiri mungkin lebih kepada apakah anak saya mampu mengingat pelajaran yang saya ajarkan padanya waktu itu atau tidak. Maka tak ayal lagi, ketika kertas hasil ulangan dibagikan, saya pun akan mengkroscek semua jawaban anak saya. Jika ada yang menurut saya benar namun di salahkan oleh gurunya, maka saya pun akan menanyakan pada gurunya, kenapa? ...

Maaf, Tolong, dan Terima kasih

Tiga kalimat sakti itu sering kita dengar dalam percakapan keseharian, dan juga terlontar dari mulut kita sendiri. Kata-kata yang telah diajarkan oleh orangtua kita semasa kita kecil, agar dapat sopan saat berbicara. Kata maaf, terkadang sering terlontar dari mulut seseorang seperti sebuah kata yang biasa diucapkan tanpa ada perasaan bersalah. "Maaf, gue telat nih! gak pa-pa kan?" katanya sambil cengengesan. Dia tidak tahu betapa temannya sudah bosan, capek, dan banyak waktu yang terbuang untuk menunggunya.