Jumat, 10 Juli 2015

Mengenalkan Anak Puasa Sejak Usia Dini

Puasa merupakan salah satu ibadah yang wajib ditunaikan oleh seluruh umat muslim, setiap bulan Ramadhan. Puasa dalam artian umum adalah menahan diri dari segala hal yang masuk ke dalam mulut, baik makanan dan minuman, maupun dari perbuatan dan bicara yang tidak benar. Sedangkan pengertian puasa menurut syariah Islam adalah menahan dari apapun yang membatalkan puasa (perbuatan dua anggota badan, yaitu perut dan kelamin), disertai dengan niat untuk berpuasa, mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.

Nah, bagi yang sudah memiliki anak, mungkin akan berpikir, sejak kapan sih anak mustinya dikenalkan dengan puasa? Masing-masing orangtua biasanya mempunyai target usia yang berbeda-beda dalam mengenalkan puasa pada anaknya.
Ada yang sudah mulai mengajarkan anaknya puasa pada usia 2 tahun, ada yang 3 tahun, bahkan ada orangtua yang baru mengajarkan anaknya berpuasa saat anaknya mulai duduk di bangku SD :D

Sebenarnya, menurut saya, tidak ada patokan usia untuk mulai mengajarkan anak berpuasa. Namun jika anak sudah mulai tahu apa itu puasa (biasanya sih usia 3 tahunan), setidaknya mulailah ajak dia untuk berpuasa. Tidak harus full hingga bedug magrib lho! :)

Awalnya bisa dengan mengajak si kecil untuk sahur bersama. Dengan ikut sahur bersama, biasanya si kecil akan semangat untuk ikut-ikutan puasa.

Lakukan secara bertahap. Misalnya ajarkan si kecil untuk berpuasa sekitar 3 hingga 4 jam. Lalu keesokan harinya ditambah lagi sejam, hingga 6 jam, begitu seterusnya hingga anak bisa full puasanya sehari.

Mengajarkan si kecil berpuasa dengan usia sedini mungkin, yaitu sekitar usia 3 tahun akan lebih baik lagi, sehingga ia akan terbiasa untuk berpuasa di tahun berikutnya. Dan saat dia berusia 7 tahun sudah bisa puasa penuh selama bulan Ramadhan.

Mengajarkan si kecil puasa pastilah punya tingkat kesulitan yang beragam pula, tergantung anak dan juga orangtuanya. Ada anak yang sangat mudah untuk diajak berpuasa, ada pula yang sulit. Ada orangtua yang sudah mengajarkan anaknya berpuasa di usia dini, dan ada pula yang merasa tidak tega mengajarkan anaknya berpuasa di usianya yang masih balita.

Beberapa anak ada yang perlu diberikan semacam suntikan ’semangat’ agar ia mau berpuasa. Suntikan seperti iming-iming akan diberikan hadiah jika bisa berpuasa penuh, dan iming-iming lainnya yang menjadi kesukaan anak itu sendiri. Dan bagi sebagian anak, mengajarkan si kecil berpuasa dengan cara seperti ini biasanya sangat ampuh :D

Namun, cara seperti ini sebaiknya hanya diberikan pada si kecil pada usianya yang masih balita ya. Seiring dengan bertambahnya usia si kecil, sebaiknya cara seperti ini mulai dikurangi, agar si kecil tidak terbiasa berpuasa dengan imbalan :)

Karena usianya yang mulai bertambah besar, si kecil biasanya sudah mulai mengerti dan bisa kita ajarkan berpuasa karena Allah, dan merupakan kewajiban bagi kita umat muslim untuk berpuasa.

Namun dengan bertambahnya usia si kecil, biasanya dia juga mulai bersikap kritis dan mengajukan banyak pertanyaan pada orangtuanya. Seperti anak saya, yang mulai ceriwis, jika jarum jam sudah menunjukkan pukul 3 sore :D Di saat perutnya mulai terasa lapar, ia akan mengeluarkan komentar-komentar yang kadang bikin saya geli sendiri. Begini beberapa komentarnya :

“Ma, perut Wawa dah laper banget nih! Nggak kuat lagi puasa. Ntar kalo Wawa nggak makan, trus Wawa mati, gimana?”

“Ma, kenapa sih Allah menyuruh kita nggak boleh makan?”

“Eh Ma, Allah puasa juga nggak sih? Emang Allah nggak tau ya kalau kita nggak makan, perut kita jadi lapar?”

Belum lagi celetukan ponakan :

“Yayan hali ini puaca tante. Yayan tadi ciang cuma minum dikiiit doang kok!”

Anak-anak yang masih polos dengan berbagai komentar yang kadang bikin kita geli :D Namun sebagai orangtua, kita harus mampu menjawab semua pertanyaan si kecil dengan baik, sesuai dengan kemampuan nalarnya.

Orangtua pun harus konsisten saat mengajarkan si kecil berpuasa. Usahakan bagi ibu yang lagi ‘tidak berpuasa’ untuk tidak makan di depan anaknya yang lagi belajar puasa. Apalagi kalau anak tersebut belum mengerti mengenai hal-hal yang tidak memperbolehkan orang untuk berpuasa. Kalau saya sih, termasuk yang nggak tega makan atau pun minum di depan anak saya yang lagi berpuasa. Bahkan dia juga nggak tahu kalau ibunya lagi nggak puasa. Saking inginnya menghormati si kecil yang lagi berpuasa, saya ikutan puasa makan (minum tidak, hehe). Alhamdulillah, hingga hari ini anak saya belum ‘bolong’ puasanya dan tanpa imbalan :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar