Rabu, 18 Februari 2015

Belajar Hening Bersama Adjie Silarus

Berdasarkan pengalaman mas Adjie dalam mempelajari psikologi hidup manusia, bahwa dalam hidup itu kita perlu seimbang. Seimbang dalam filosofi timur disebut 'Yin dan Yang' dan dalam filosofi barat disebut 'Being dan Doing'. Kita sebagai manusia sebaiknya harus seimbang diantara keduanya, Yin dan Yang atau Being dan Doing. Di era sekarang ini manusia lebih ahli di Yang/ Doing-nya. Yang/ Doing adalah dimana kita punya keinginan, misi, impian dan punya obsesi untuk masuk dalam keramaian. Kita ingin mendapatkan sesuatu dengan secepat mungkin dan menggenggam erat apa yang sudah kita punya.

Untuk itu kita perlu menyeimbangkan diri dengan berlatih sisi Yin atau Being kita, karena sekeren, sekaya dan seterkenal apapun kita, kita akan selalu mengalami segmen-segmen kehidupan dimana kita diminta untuk melepaskan atau merelakan pergi dengan ikhlas. Di sini kita tidak lagi diminta untuk segera bertindak namun segera untuk bersabar menunggu. Sehingga pada saat kita mengalami hal-hal yang di sisi Yin/ Being, kita tidak merasa kewalahan karena sudah melatih sisi Yin/ Being kita.

Kita tidak pernah melatih diri untuk memaafkan. Kita lebih sering melatih diri kita untuk bagaimana caranya agar kita dianggap oleh orang lain. Kita lebih sering melatih diri kita untuk bicara namun kita jarang melatih diri kita untuk mendengarkan. Pada filosofi, Yang/ Doing adalah berbicara dan Yin/ Being adalah mendengarkan.

Sekarang ini kita timpang, kita lebih pintar di sisi Yang/ Doing, bahkan melebihi sampai kita menjadi serakah, suka mengungkapkan sesuatu dengan keras supaya kita dianggap. Padahal di sisi lain kita memerlukan sisi Yin/ Being. Selama kita hidup sebagai manusia pasti ada saatnya kita diberi kesempatan untuk belajar diam dan sekedar mengamati saja.

Selama ini kita selalu berusaha untuk cepat dalam segala hal. Cepat dalam mendapatkan keinginan kita, cepat menjadi kaya, cara cepat naik gaji, cara cepat naik jabatan dan cara cepat lainnya. Kita memaksa kehidupan ini secepat keinginan kita. Kita tidak bisa seperti itu, ada saatnya kita melatih sisi Yin/ Being kita agar kita tidak mudah stres. Mas Adjie mengajak kita untuk diam dan hening, untuk bisa merasakan sisi Yin/ Being kita.

"Bukannya sisi Yang/ Doing itu lebih baik dari sisi Yin/ Being begitupun sebaliknya, tetapi ini haruslah saling melengkapi, seimbang. Namun dengan pondasi Yin/ Being yang kita miliki maka kita akan menjadi lebih kokoh, lebih bisa meraih apa yang kita impikan, lebih efektif," jelas mas Adjie.

Bagaimana kita bisa melompat lebih tinggi kalau selama ini kita tidak menyadari bahwa kaki kita menjejaki tanah? Selama ini kita selalu terburu-buru untuk melompat lebih tinggi tanpa menyadari bahwa kaki kita menjejaki bumi ini.

Belajar diam itu tidak bisa secara instant, namun bertahap. Creating Gap! Supaya kita menyadari diri kita sebagai manusia dan meluangkan waktu untuk istirahat (rileks). Contohnya, ketika bangun pagi jangan membiasakan diri dengan buru-buru membuka gadget, namun nikmati pagi hari itu dengan mensyukuri bahwa hingga hari ini kita masih diberi kesempatan untuk hidup, nikmati indahnya sinar matahari dan segarnya udara pagi. Janganlah kita hidup terlalu serius, santai saja dalam menjalani hidup ini.

"Mindfulness, Sadar Penuh Hadir Utuh, yaitu raganya di sini dan pikirannya juga ada di sini. Kebanyakan orang, raganya di sini namun pikirannya bukan di sini, pikirannya ke hal-hal yang lain," kata mas Adjie lagi.

Salah satu cara melatih raga dan pikiran kita adalah dengan diam. Duduk diam dan rasakan tarikan dan hembusan nafas kita. Seringkali pikiran kita berjalan-jalan dengan menyesali masa lalu dan mencemaskan masa depan dan tidak menyadari bahwa kita berada di masa sekarang. Padahal kehidupan yang sebenarnya terjadi di masa sekarang, dan itu berarti kita tidak mensyukuri masa sekarang.

Hidup tidak hanya dipenuhi dengan perjalanan ke luar diri tapi juga ke dalam diri. Hidup bukan hanya tentang mempertahankan dan menggenggam erat tapi juga perlu mempersiapkan diri untuk melepaskan dan merelakan datang-pergi.

Berikut kutipan dari buku kedua mas Adjie Silarus berjudul 'Sadar Penuh Hadir Utuh' :

"Pendekar yang tangguh bukanlah pendekar yang berlatih keras membabi buta, tak beraturan, diselimuti amarah dan kekhawatiran. Pendekar yang tangguh hanya terlahir dengan bekal ketenangan, menyadari penuh akan kehadirannya secara utuh ...

Ia tak hanya tahu kapan harus memaksakan diri menggapai sesuatu, tapi juga mampu menerima bahwa adakalanya ia hanya diberi kesempatan untuk berlatih ikhlas apa adanya."

Di dalam buku ini di tulis dengan sederhana pengalaman sehari-hari mengenai kita, manusia bersama sisi Yin/ Being. Untuk melatih sisi Yin/ Being mas Adjie akan memperkenalkan kita dengan 'mindfulness' sebagai bentuk kepeduliannya untuk kehidupan yang dipenuhi rasa bahagia dan diselimuti sukacita.

Mari belajar dalam keheningan, dan seimbangkan Yin/Being dan Yang/Doing kita agar bisa meraih ketenangan dan kenyamanan hidup :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar