Sabtu, 14 September 2013

Merengkuh Kenangan

Padang rumput yang hijau bertaburan bebungaan penuh warna cerah ditambah dengan pohon-pohon cemara yang tumbuh di sepanjang aliransungai menambah cantik pemandangan sore itu. Matahari bersinar lembut, angin berhembus mesra, membelai setiap rumput dan bungayang disentuhnya.

Pandangan Julia mulai beralih pada sungai kecil yang mengalir di sebelah kanan ia berdiri. Ia pun mengayunkan langkahnya menujuke sana dan mulai merebahkan dirinya sesampainya di bibir sungai. Ia menjatuhkan kakinya dengan pelan ke dalam air sungai yang jernih,terasa sejuk. Julia nampak menikmati setiap usapan lembut air yang merasuk disela-sela jari kakinya tatkala ia mengayun-ayunkankakinya. Nampak seekor ikan sedang asyik bermain dengan lumut yang menempel pada bebatuan yang terdapat didalam sungai. Juliamengamati sang ikan yang mulai melenggak lenggokkan ekornya dan berusaha untuk melawan arus sungai yang ingin membawanya ke hilir.

Julia akhirnya memetik setangkai bunga yang tumbuh disebelahnya. Ia coba untuk mencium harum bunga tersebut, namun tiada wangiyang menguar seperti yang diharapkannya. Ia pun melempar bunga malang tersebut kepada si ikan kecil... mencoba menggodanya.Si ikan memang terlihat terkejut, tapi kemudian ia mencoba untuk mencicipi tangkai bunga yang timbul tenggelam terseret arus.Tak enak! Ia pun meninggalkannya hingga jauh terseret, terbawa aliran sungai.

Sekarang mata Julia memandang lurus ke depan, ke hamparan rumput hijau penuh bunga. Ia seperti sibuk mengamati gerakan bungayang dibelai sang angin. Namun pikirannya menerawang ke sebuah kisah masa kecilnya dulu. Dulu terasa indah, terasa nyaman,terasa hangat. Rasa di mana ia tak ingin cepat pergi dan beranjak dewasa. Masa di mana ia bisa berlari sesuka hatinya, berlarimengejar apapun yang disukainya. Ia ingin menghirup kembali masa itu, menghirup hangatnya mentari yang menyapu tubuh mungilnya.

Masa kecil itu...ia ingin kembali ke masa itu...masa di mana tidak ada masalah yang datang menggerogoti pikiran dan jiwanya.
Saat di mana tidak ada beban yang bergelantung di pundak dan juga hatinya.

Namun laju waktu tak kuasa ia halangi. Di sinilah ia kini, sekian lama waktu yang telah mendewasakannya, memberinya lembar demilembar tugas dalam mengisi hidup.Yang terkadang ia coba untuk nikmati, namun di kala lain ia merasa tak kuasa dan ingin melupakannya untuk sejenak.

Dan disinilah ia, mencoba merengkuh kembali nikmat itu, walau cuma dalam kenangan. Semilir angin yang membelai lembut pipinyaseakan turut mengawalnya ke masa lalu. Suara gemericik dari aliran sungai bak alunan musik pengiring langkahnya menuju kenangan.Bahkan aroma dari rerumputan dan bunga pun ikut menina bobokannya.

Hingga akhirnya warna langit merebakkan rona jingga, menandakan sang senja yang hendak berkuasa, membuatnya sadar dan kembalidari aroma masa lalu. Membuatnya kembali berdiri dari duduknya, dan mulai melangkahkan kakinya diantara rerumputan menuju tugasyang hendak di emban. Semoga kali ini ada nikmat yang bisa direngkuh, bisiknya pelan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar