Selasa, 03 September 2013

Saat Punya Jangan di Habiskan, Saat Tidak Punya Barulah di Makan

Itulah petuah nenek saya yang sampai saat ini masih tersimpan dibenak ini. Oh ya, dulu sewaktu saya masih kecil, saya sering di panggil anak nenek sama semua orang yang mengenal saya. Karena kemana pun nenek pergi hampir selalu ada saya :). Kenapa saya bisa dekat begitu sama nenek? Ceritanya begini. Saya adalah anak ke-2 dari sembilan bersaudara (jangan kaget begitu! Saya memang berasal dari keluarga besar! Itu dikarenakan mama adalah anak tunggal alias anak semata wayang, jadilah mama dan di dukung penuh oleh nenekku pengen punya keturunan yang banyak, biar rame! Gak sepi waktu seperti mama dulu, kata mama dan nenek kompak :)).


Eh, balik kecerita semula, jadi ketika mama melahirkan anak pertama, seperti layaknya semua orang yang sangat menantikan kelahiran anak pertama, kakak saya sangat di sayang oleh semua orang. Ketika anak kedua lahir (yaitu saya), perhatian mama lebih tertuju ke saya (tentu saja) dan kakak saya pun menjadi lebih dekat ke papa. Dan anak ketiga pun lahir, saya pun di pindah alih ke tangan nenek saya, karena mama lebih fokus ke dedek bayi (yaitu adek saya). Dan ketika anak keempat lahir dan kebetulan ini adalah anak laki-laki pertama yang lahir, papa ku dengan sigap mengambil alih perhatian adekku yang keempat ini, sementara kakakku sudah mulai masuk SD dan sibuk bermain dengan teman-temannya. Dan begitu seterusnya hingga anak kesembilan.


Lanjut ke cerita saya dan nenek. Saya lebih banyak di asuh oleh nenek, kemanapun nenek pergi saya selalu ikut (saat itu saya masih balita dan belum sekolah). Ke kampung saya di bawa, ke rumah saudara nenek di berbagai daerah sayapun ikut. Bahkan pernah saya ikut nenek selama 6 bulan ke rumah kakak nenek di Jakarta. Balik dari sana saya tidak kenal lagi sama mama saya, dan ketika mama hendak menggendong saya, saya tidak mau! Pada saat itu mama sangat sedih karena anaknya gak mau saya beliau. Namun sakarang ketika mama ingat dan menceritakan kisah waktu itu mama tersenyum geli, lucu juga kata mama (saya sendiri tidak ingat kejadiannya).


Ehmm..lanjut lagi :). Nenek ku sangat perkasa hingga akhir hayatnya. Beliau rajin sekali bekerja, selalu lincah bergerak kesana kemari walaupun usianya sudah terbilang lanjut usia.Perawakannya gak gemuk juga gak kurus, sedang saja. Dulu nenekku (lihat di album-album fotonya) terlihat tinggi namun sekarang tulang punggung nenek sedikit bongkok jadi terlihat sedikit pendek. Namun beliau kuat! Nenek mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga sendirian, karena mama yang sibuk dengan dedek kecil ;). Ketika nenek menyapu, mencuci hingga memasak saya selalu mengekor dibelakangnya.


Saat nenek sedang beristirahat (biasanya habis magrib), nenek suka bercerita pada saya. Berbagai macam cerita yang beliau kisahkan. Mulai dari cerita yang sebenarnya terjadi sampai cerita mitos dan karangan nenek sendiri, dari cerita perang sampai cerita horor :). Saya sangat menunggu saat saat dimana nenek akan bercerita. Nenek pintar sekali bercerita, terkadang saya dibuat hanyut dalam ceritanya.


Dan di setiap habis cerita nenek biasanya memberikan petuah-petuah atau wejangan-wejangan. Salah satu petuah nenek yang sampai saat ini saya ingat (karena terdengar aneh) adalah "Saat kamu punya, jangan dihabiskan ya, kalau sudah tidak punya barulah dimakan". Tentu saja saya heran dan langsung bertanya, Kalo saat kita punya gak dihabiskan sih, gak apa-apa nek, nah kalo saat gak punya baru dimakan gimana caranya nek, kan gak punya, apanya yang mau dimakan? Nenek pun menerangkan, maksudnya saat kamu punya sesuatu seperti uang atau harta benda lainnya jangan semuanya kamu pakai atau kamu habiskan, sisakan uang atau harta itu, suatu saat disaat kamu tidak punya lagi uang atau harta benda itu barulah sisa yang kamu simpan itu bisa kamu pergunakan. Jadi inti dari petuah nenek adalah kita musti 'menabung'.


Begitulah orang jaman dulu bercerita, berisi petuah-petuah yang penuh dengan arti kebaikan. Semoga petuah-petuah nenek bisa saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih nenek semoga engkau tenang di sisi-Nya. Amiin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar