Alhamdulillah,
tahun ini saya masih diberi kesempatan untuk menikmati indahnya bulan suci Ramadhan,
dan merasakan berkah berpuasa di bulan yang penuh dengan ampunan ini. Semoga
puasa tahun ini lancar dan diterima oleh Allah SWT. Amiin ya Rabb.
Namun
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan tahun ini saya merasa ada yang
kurang. Sepertinya semangat Ramadhan saya sedikit terbawa dengan kepergian
mama, kurang setahun yang lalu. Seperti yang semua tahu, sehari sebelum masuk
masa puasa, biasanya saya dan saudara-saudara yang lain akan video call
rame-rame dengan mama. Memohon maaf dan ampunan dari mama agar puasa kami semua
diterima oleh Allah SWT, mengucapkan selamat berpuasa, trus bercanda bersama :’)
Namun
tidak di tahun ini. Mama telah tiada. Seakan membawa rasa ini bersamanya, hiks.
Seakan masih tak percaya mama pergi secepat ini :’( Namun hidup memang harus
terus berjalan. Mama pun pasti menginginkan anak-anaknya tak berlama-lama sedih,
karena ada cucunya – anak-anak kami, yang harus kami rawat. Jadi, hanya do’a
yang selalu kuhaturkan padaNya agar selalu memberikan yang terbaik bagi mama di
sana. Amiin….
Entah terbawa
dengan suasana hati atau memang ingin lebih sederhana menyambut Ramadhan kali
ini, saya menyiapkan segala sesuatunya seperti biasa. Tak ada yang istimewa.
Mulai dari perlengkapan sholat, Al-Qur’an (yang biasanya hanya teronggok di
sudut lemari, karena saya lebih sering menggunakan Al-Qur’an digital), dan menu
untuk sahur dan berbuka pun ikut sederhana.
Jika
tahun sebelumnya saya biasanya masak rendang atau opor menyambut awal Ramadhan,
maka pada hari pertama puasa, saya cukup menyediakan menu sahur yang terbilang sederhana, yaitu sayur bayam, udang
dan tahu balado, tempe goreng, plus pisang.
Mungkin
karena sering mendapatkan pengetahuan juga ya dari para ahli nutrisi, bahwa
untuk membuat badan agar fit selama berpuasa itu mestinya lebih banyak
mengkonsumsi makanan berserat, seperti buah dan sayur. Makanya saya cukup
menjaga agar di meja makan ada sayur dan buahnya. Oya, tentu saja minum air
putih yang cukup juga.
Saya menikmati
hari pertama Ramadhan dengan berbuka puasa bersama keluarga. Walaupun anak saya
merengek-rengek minta puasa bareng sepupunya, yang tinggal tak jauh dari rumah
kami. Maklum anak saya adalah anak tunggal, jadi mungkin merasa lebih rame
kalau berpuasa bareng dengan sepupu-sepupunya. Tahun lalu sih seperti itu. Pas
bulan puasa dan anak-anak sudah libur sekolah, anak saya biasanya akan nginap
di rumah tantenya, biar bisa ngumpul bareng sepupunya.
Alhamdulillah,
anak saya bisa dikasih tahu, bahwa untuk puasa pertama sebaiknya sahur dan
berbuka puasa dulu di rumah bareng mama papanya. Nanti kalau sudah benar-benar
libur panjang sekolahnya, baru akan saya antarkan ke rumah tantenya. Kali ini
libur sekolahnya dua hari saja, hanya libur awal puasa. Setelah itu mesti masuk
sekolah lagi.
Seperti
biasa, sambil menunggu bedug magrib kami mendengarkan tausyiah dari layar
televisi. Saat itu lagi dibahas tentang arti dari kata Ramadhan. Bahwa berpuasa
di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni
dosa-dosanya. Sesekali saya menjelaskan apa yang dikatakan oleh ustadz ke anak
saya. Semoga apa yang dikatakan ustadz tadi bisa diserapnya dengan baik,
begitupun dengan saya sendiri.
Begitu
bedug magrib mengumandang, kami pun bersama-sama mengucapkan do’a berbuka
puasa, minum air putih, buah kurma, makan pisang yang masih ada dari sahur
semalam, roti isi mentega dan mises, serta susu. Kami pun sholat magrib bareng,
baru setelah itu melanjutkan lagi makan bersama. Tak lupa, kemudian tarawih ke
mushola dekat rumah. Selamat berpuasa ya semua. Semoga puasa kita lancar dan
berkah. Amin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar