Kamis, 30 Mei 2019

Tradisi Ketupat Lebaran di Indonesia


Tradisi Ketupat Lebaran

Jika mendengar kata ketupat dan opor, apa yang ada dipikiranmu? Lebaran? Sepertinya hampir semua menjawab lebaran ya. Ketupat dan opor emang identik dengan lebaran, karena kedua makanan tersebut biasa hadir di saat lebaran. Sudah merupakan tradisi juga di masyarakat untuk menghidangkan ketupat, opor, rendang, beserta lauk pauk lainnya pada setiap tamu yang datang bersilaturrahmi saat lebaran.

Kalau menurut cerita yang saya dapatkan, tradisi ketupat lebaran ini hadir sejak lama, kalau gak salah sejak zaman Sunan Kalijaga. Waktu itu hampir semua masyarakat di Jawa diminta untuk menganyam ketupat. Usai dimasak, ketupat diantarkan pada saudara atau kerabat yag lebih tua. Ternyata ketupat ini mempunyai arti tersendiri lho!

Ada yang bisa menganyam daun kelapa muda menjadi ketupat? Saya hingga saat ini masih belum bisa menganyam ketupat, saking rumitnya menurut saya. Padahal kalau melihat orang lain menganyam ketupat, sepertinya gampang banget bikinnya. Tapi setelah dicoba sendiri, ternyata rumit juga. Nah, rumitnya menganyam ketupat ini diartikan dengan berbagai macam kerumitan serta kesalahan yang dilakukan oleh manusia.

Tradisi Ketupat Lebaran

Bentuk ketupat presisi mencerminkan kesempurnaan. Ini bisa diartikan dengan kemenangan umat muslim setelah berpuasa selama bulan Ramadan hingga akhirnya sampai di hari yang fitri.

Jika bungkus ketupat dibuka atau dibelah, maka kita akan melihat isiannya berupa lontong berwarna putih kan ya. Nasi berwarna putih ini ibaratnya kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

Sejak itulah tradisi makan ketupat terus berlanjut hingga sekarang. Ketupat yang rasanya hampir sama dengan nasi, cuma bentuknya yang lebih padat sehingga bisa dipotong berbentuk dadu-dadu besar, sangat nikmat disantap dengan lauk seperti opor ayam, rendang daging, semur, sayur, dan lain-lain.

Sebenarnya selain saat lebaran, ketupat juga bisa ditemukan pada hari biasa untuk makanan lainnya, seperti kupat tahu, grabag, coto Makassar, lotek, gado-gado, sate, dan lain-lain. Walau beberapa makanan ini ada yang kemudian mengganti ketupat dengan lontong yang dibungkus dengan daun pisang atau lontong yang dibungkus dengan plastik. Tentu saja cita rasanya sedikit berbeda, karena bahan pembungkusnya yang berbeda ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar