Jika
mendengar kata ketupat dan opor, apa yang ada dipikiranmu? Lebaran? Sepertinya
hampir semua menjawab lebaran ya. Ketupat dan opor emang identik dengan lebaran,
karena kedua makanan tersebut biasa hadir di saat lebaran. Sudah merupakan
tradisi juga di masyarakat untuk menghidangkan ketupat, opor, rendang, beserta
lauk pauk lainnya pada setiap tamu yang datang bersilaturrahmi saat lebaran.
Kalau
menurut cerita yang saya dapatkan, tradisi ketupat lebaran ini hadir sejak
lama, kalau gak salah sejak zaman Sunan Kalijaga. Waktu itu hampir semua masyarakat
di Jawa diminta untuk menganyam ketupat. Usai dimasak, ketupat diantarkan pada
saudara atau kerabat yag lebih tua. Ternyata ketupat ini mempunyai arti
tersendiri lho!
Ada yang
bisa menganyam daun kelapa muda menjadi ketupat? Saya hingga saat ini masih
belum bisa menganyam ketupat, saking rumitnya menurut saya. Padahal kalau
melihat orang lain menganyam ketupat, sepertinya gampang banget bikinnya. Tapi
setelah dicoba sendiri, ternyata rumit juga. Nah, rumitnya menganyam ketupat
ini diartikan dengan berbagai macam kerumitan serta kesalahan yang dilakukan
oleh manusia.
Bentuk
ketupat presisi mencerminkan kesempurnaan. Ini bisa diartikan dengan kemenangan
umat muslim setelah berpuasa selama bulan Ramadan hingga akhirnya sampai di
hari yang fitri.
Jika bungkus
ketupat dibuka atau dibelah, maka kita akan melihat isiannya berupa lontong
berwarna putih kan ya. Nasi berwarna putih ini ibaratnya kebersihan dan
kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
Sejak
itulah tradisi makan ketupat terus berlanjut hingga sekarang. Ketupat yang
rasanya hampir sama dengan nasi, cuma bentuknya yang lebih padat sehingga bisa
dipotong berbentuk dadu-dadu besar, sangat nikmat disantap dengan lauk seperti
opor ayam, rendang daging, semur, sayur, dan lain-lain.
Sebenarnya
selain saat lebaran, ketupat juga bisa ditemukan pada hari biasa untuk makanan
lainnya, seperti kupat tahu, grabag, coto Makassar, lotek, gado-gado, sate, dan
lain-lain. Walau beberapa makanan ini ada yang kemudian mengganti ketupat
dengan lontong yang dibungkus dengan daun pisang atau lontong yang dibungkus
dengan plastik. Tentu saja cita rasanya sedikit berbeda, karena bahan
pembungkusnya yang berbeda ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar